PUISI SEDIH 1

Selasa, 22 November 2011

Aku hanya terdiam,
atas pernyataan yang kau utarakan tempo hari
Karna tak ada satupun kenyataan yang berpihak pada hatiku...>
denyut-denyut kesesalan mengenalmu,
iringi debaran-debaran yang terpendam dalam dada.
Tajamnya mata ini mengiring kebencian,
kebencian ini pun meruncing
seperti runcingnya ujung Panah yang saat ini ku pegang...
yang sampai saat ini aku tahan untuk satu arah,
sampai saat waktu semakin terlihat kasat dan kelam...
sampai akhirnya,
rasa benci dan rasa dendam kalahkan cinta dan ketulusan...
hingga akhir hayatmu,
jasadmu harus terdiam dan mati dengan ujung panahku,
dan hidupmu berakhir oleh runcingnya dendamku.

oleh: Iman zenit.

Parigi,Jum'at/22/04/2011.


Puisi sedih 2

Setelah kau hilang,
semua akan segera usai...
usai pula rasa ini,
usai pula harap ini,
hanya saja luka yang kau gores,
akan tetap membekas iringi rasa benci di hati,
yang kesekian kali harus menari
di penghujung runcingnya hari,dan di sepanjang tajamnya malam.
Aku berteriak di sepinya hari,
Aku bernyanyi di sunyinya malam,
Aku menari dalam kehampaan
tiada lelah terus ku mainkan,
hingga akhirnya semua tentangmu benar-benar hilang.

Oleh:Imn zenit.

Parigi,Jum'at/22/04/2011.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

setelah kau hilang,
semua segala kan hialang segera usia ...
usia pula rasa ini,
usia pula harapan ini
hanya saja kenang kenangan kau berikan,
aku tetap memegang rasa cinta padamu,
yang kesekian kali harus menari

Anonim mengatakan...

cinta adalah kenangan
jangan pernah melupakan dia yang pernah kau cintai
sekalipun cintamu berakhir diujung nafas
karena cinta itu untuk dikenang
karena cinta itu indah seperti nafasmu

iklas dan rela adalah rasa cinta pengembara
ketabahan adalah rasa cinta abadi
tiupkan pluit hatimu untuknya
kumandangkan suaramu,nyanyikan jiwamu untuknya

huddatorres mengatakan...

Bagus gan Puisinya
Mampir Ke blog ane ya
Puisi Kesedihan
Kumpulan Puisi-Puisi Cinta

Posting Komentar